Tulang Bawang Barat — Dalam menghadapi potensi meningkatnya bencana alam akibat perubahan cuaca ekstrem dan datangnya musim penghujan, Kepolisian Resor Tulang Bawang Barat (Polres Tubaba), di bawah jajaran Polda Lampung, menggelar kegiatan penting bertajuk Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025. Acara tersebut berlangsung di Lapangan Upacara Mapolres Tulang Bawang Barat dan dipimpin langsung oleh Kapolres Tulang Bawang Barat AKBP Sendi Antoni, S.I.K., M.I.K..
Kegiatan apel yang digelar pada Rabu pagi itu menjadi momentum penting untuk memperkuat kesiapsiagaan seluruh elemen terkait dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung, yang kerap terjadi di wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat dan sekitarnya pada musim penghujan. Apel diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai instansi dan lembaga yang memiliki tanggung jawab dalam penanganan bencana alam di daerah tersebut.
Selain jajaran kepolisian, apel juga dihadiri oleh Wakapolres Kompol Zaini Dahlan, S.H., M.H., para pejabat utama Polres, unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Tulang Bawang Barat, serta perwakilan dari berbagai instansi, mulai dari TNI, BPBD, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Dinas Pemadam Kebakaran, Senkom Mitra Polri, hingga organisasi Pramuka. Kehadiran unsur lintas sektor tersebut menunjukkan sinergi nyata dalam kesiapan menghadapi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Apel Siaga: Wujud Sinergi Antarlembaga
Dalam apel tersebut, Kapolres Tulang Bawang Barat membacakan amanat Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. yang berisi pesan penting mengenai pentingnya kesiapsiagaan, sinergi, dan koordinasi lintas sektor dalam menghadapi ancaman bencana alam di berbagai daerah. Amanat tersebut menekankan bahwa seluruh unsur pemerintahan dan aparat keamanan harus bersatu padu dalam mengantisipasi potensi bencana yang meningkat akibat perubahan iklim global dan curah hujan ekstrem.
“Apel ini bukan hanya bentuk kesiapan personel dan peralatan, tetapi juga wujud komitmen untuk bersinergi, bergerak cepat, tepat, dan terpadu dalam melindungi keselamatan masyarakat,” demikian disampaikan Kapolri dalam amanatnya yang dibacakan oleh Kapolres Tubaba.
Lebih lanjut, Kapolri juga mengingatkan pentingnya memperkuat sistem deteksi dini (early warning system) terhadap potensi bencana, serta memastikan adanya penyebaran informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat agar tindakan antisipatif dapat segera dilakukan. Ia menegaskan, koordinasi lintas sektor harus terus diperkuat melalui pembentukan posko terpadu di wilayah-wilayah rawan bencana, dengan mengoptimalkan peran personel, peralatan, dan sumber daya yang ada.
Dalam konteks wilayah Tulang Bawang Barat, langkah ini menjadi sangat relevan. Daerah tersebut dikenal memiliki kondisi geografis yang beragam, mulai dari dataran rendah hingga perbukitan. Kondisi itu membuat sejumlah titik di wilayah ini rawan terhadap bencana alam, terutama banjir dan tanah longsor yang kerap melanda saat intensitas hujan tinggi. Oleh karena itu, kegiatan apel seperti ini menjadi langkah preventif yang strategis dan harus terus dilakukan secara berkala.
Pemeriksaan Kesiapan Peralatan dan Personel
Usai pelaksanaan apel, Kapolres Tulang Bawang Barat bersama Wakapolres dan tamu undangan melakukan pengecekan langsung terhadap kendaraan dinas, sarana dan prasarana, serta peralatan tanggap darurat bencana yang dimiliki oleh Polres dan instansi terkait. Pemeriksaan ini meliputi kendaraan taktis, mobil patroli, alat komunikasi, perahu karet, hingga perlengkapan SAR (Search and Rescue) yang berfungsi dalam proses evakuasi korban di lapangan.
“Pemeriksaan ini bukan hanya formalitas, tetapi merupakan langkah nyata memastikan seluruh elemen benar-benar siap. Dalam situasi bencana, setiap detik begitu berharga, dan tidak ada ruang untuk ketidaksiapan,” ujar AKBP Sendi Antoni di sela kegiatan pengecekan.
Ia menambahkan bahwa kesiapan bukan hanya sebatas ketersediaan alat, tetapi juga mencakup kemampuan personel dalam mengoperasikan dan menggunakan peralatan tersebut secara efektif di lapangan. “Kami memastikan setiap anggota memahami peran dan tugasnya, sehingga saat situasi darurat terjadi, semuanya bisa bergerak cepat dan terkoordinasi,” tambahnya.
Perkuat Koordinasi dan Edukasi Masyarakat
Dalam arahannya kepada seluruh peserta apel, Kapolres Tulang Bawang Barat menekankan bahwa kesiapsiagaan menghadapi bencana tidak bisa hanya mengandalkan aparat dan instansi pemerintah semata. Diperlukan pula partisipasi aktif dari masyarakat untuk turut menjaga lingkungan dan meningkatkan kesadaran akan bahaya bencana.
“Kami bersama TNI, BPBD, dan seluruh stakeholder terkait akan terus bersinergi dalam penanganan bencana. Dengan kesiapsiagaan yang baik, kita dapat meminimalisir dampak yang timbul serta memberikan rasa aman bagi masyarakat,” ujarnya.
Menurut Kapolres, salah satu kunci penting dalam mitigasi bencana adalah membangun komunikasi dua arah antara aparat dan masyarakat. Melalui pendekatan sosial dan edukasi publik, masyarakat diharapkan dapat lebih tanggap terhadap tanda-tanda alam dan mampu melakukan tindakan antisipatif sebelum bencana terjadi. “Lebih baik kita mencegah daripada menyesal kemudian. Kesiapsiagaan harus dimulai dari hal kecil di lingkungan terdekat,” tegasnya.
Ia juga mendorong pemerintah desa dan kelurahan untuk aktif membentuk Kelompok Siaga Bencana yang bisa berfungsi sebagai garda terdepan dalam memberikan informasi awal, evakuasi, serta bantuan darurat bagi warga di wilayah masing-masing. Kolaborasi semacam ini dianggap sebagai strategi paling efektif untuk menekan risiko korban jiwa dan kerugian material akibat bencana.
Sinergi dan Solidaritas Menjadi Kekuatan Bersama
Kegiatan apel yang berlangsung dengan penuh disiplin tersebut juga menjadi ajang silaturahmi lintas instansi. Para peserta apel tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari pemeriksaan pasukan hingga simulasi kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana. Suasana apel berlangsung khidmat, namun tetap penuh semangat kebersamaan dan rasa tanggung jawab.
Kapolres Tulang Bawang Barat menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh unsur yang telah berpartisipasi. Ia menilai bahwa kolaborasi antara aparat, pemerintah daerah, dan masyarakat merupakan kekuatan utama dalam menjaga stabilitas dan keamanan wilayah. “Tidak ada institusi yang bisa bekerja sendiri. Dalam penanganan bencana, sinergi adalah harga mati,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan apel kesiapsiagaan bukan hanya simbol seremonial, melainkan bentuk nyata kesiapan kolektif dalam menghadapi kondisi darurat. “Kita harus siap dalam segala situasi. Bencana alam bisa datang kapan saja tanpa memberi peringatan, dan tanggung jawab kita adalah memastikan bahwa masyarakat terlindungi,” tambahnya dengan nada tegas.
Langkah Preventif dan Respons Cepat
Selain mempersiapkan personel dan peralatan, Kapolres juga mengarahkan jajarannya untuk melakukan langkah-langkah preventif melalui patroli di daerah-daerah rawan banjir dan tanah longsor. Ia menginstruksikan agar setiap Polsek di wilayah hukum Polres Tubaba aktif melakukan pemantauan di lapangan dan segera melaporkan apabila ditemukan kondisi yang berpotensi menimbulkan bencana.
Dalam kegiatan tersebut, BPBD dan instansi teknis lainnya juga menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kemampuan teknis dalam penanggulangan bencana. Mereka menyiapkan sejumlah tim reaksi cepat yang siap diterjunkan kapan pun diperlukan. Pemerintah daerah pun telah menyiapkan posko terpadu yang berfungsi sebagai pusat informasi, koordinasi, dan pengendalian bencana di Kabupaten Tulang Bawang Barat.
“Kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab aparat, tapi juga seluruh elemen masyarakat. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan kebersamaan, sehingga ketika bencana datang, kita sudah siap menghadapinya bersama,” ujar Kapolres.
Makna Strategis Apel Tanggap Darurat
Apel kesiapan tanggap darurat bencana hidrometeorologi yang digelar Polres Tulang Bawang Barat ini memiliki makna strategis dalam konteks pembangunan daerah yang tangguh bencana. Melalui kegiatan ini, setiap instansi dan elemen masyarakat dapat memahami perannya masing-masing, baik dalam tahap pencegahan, tanggap darurat, maupun pemulihan pasca bencana.
Kegiatan tersebut juga menjadi sarana untuk memperkuat sinergi antarlembaga dan memastikan kesiapan logistik serta SDM dalam menghadapi bencana. Dengan sistem koordinasi yang baik, respon terhadap bencana dapat dilakukan lebih cepat, efisien, dan tepat sasaran. Lebih dari itu, kegiatan seperti ini juga menjadi wujud nyata kehadiran negara di tengah masyarakat, terutama ketika menghadapi situasi sulit.
Harapan ke Depan
Di akhir kegiatan, Kapolres Tulang Bawang Barat menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengintensifkan koordinasi dengan TNI, BPBD, serta instansi pemerintah daerah lainnya untuk meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana di wilayah hukum Polres Tubaba. Ia juga berkomitmen untuk menjaga komunikasi dengan masyarakat melalui program pembinaan dan penyuluhan yang berkelanjutan.
“Kegiatan apel ini menjadi bentuk nyata sinergi antara Polri, TNI, dan instansi pemerintah dalam menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat Tulang Bawang Barat menghadapi potensi bencana hidrometeorologi akibat perubahan cuaca ekstrem,” pungkas AKBP Sendi Antoni.
Dengan semangat kebersamaan, sinergi, dan tanggung jawab bersama, kegiatan apel kesiapsiagaan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran seluruh elemen dalam menghadapi bencana secara lebih matang dan profesional. Polres Tulang Bawang Barat berkomitmen untuk selalu hadir di garis terdepan dalam menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat dari ancaman bencana alam.
Penulis: Humas Polres Tubaba | Editor: Redaksi Gnotif



